Awareness Christianity

Inside Out Christian Living

Archive for the tag “esensi penyembahan”

HEART OF WORSHIP

A. Kegagalan Gereja Modern
Kegagalan gereja modern dalam mengajarkan arti ibadah/penyembahan yang alkitabiah menyebabkan setidaknya 10 gejala kehidupan orang Kristen yang mengkhawatirkan:
1. Sedikit dari kita yang mengaplikasikan atau mengetahui bagaimana mengaplikasikan iman kita kepada pekerjaan kita.
2. Kita hanya membuat hubungan yang minimal antara iman kita dengan aktivitas kita sehari-hari.
3. Kita memiliki sedikit pendekatan Kristiani terhadap aktivitas kita sehari-hari.
4. Sikap kita sebagian dibentuk oleh nilai-nilai masyarakat sekitar kita yang dominan.
5. Banyak dari masalah rohani kita diakibatkan tekanan kehidupan yang kita alami sehari-hari (kurangnya waktu, tekanan keluarga, kelelahan).
6. Masalah kita sehari-hari hanya mendapatkan perhatian yang kecil di gereja.
7. Para theolog profesional hanya kadang-kadang membahas aktivitas sehari-hari.
8. Kalaupun dibahas, isue-isue sehari-hari itu hanya dibahas secara teori.
9. Hanya sebagian kecil orang Kristen yang membaca buku-buku rohani atau mengikuti kursus theologia.
10. Kebanyakan pengunjung gereja menolak bahwa terdapat kesenjangan antara iman mereka dan cara hidup mereka.

B. Arti Penyembahan menurut gereja modern
Beribadah/Menyembah adalah mengikuti kebaktian di gereja (khususnya hari Minggu).
Beribadah/Menyembah adalah menyanyikan lagu-lagu berirama pelan.
Beribadah/Menyembah adalah melakukan aktivitas “rohani” seperti: membaca alkitab, berdoa, dll.

C. Arti Penyembahan yang Alkitabiah
Semua kata “penyembahan” baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru mencerminkan dua ide mendasar.
1. shāhāh dan proskuneō (Kel 4:31; Yoh 4:24)
Arti secara mendasar adalah berlutut , tersungkur dan mencium kaki seseorang. Dengan demikian kata ini mencerminkan kerendahan hati, hormat, menhgargai, takut, memuja dan menggagumi. Penekanannya terletak pada kasih dalam batin dan pengabdian.
2. ābhadh dan latreuō (Kej 2:5; Roma 12:1)
Secara mendasar berarti “pelayanan” atau “bekerja”. Kata ini megacu kepada pekerjaan budak. Kontras dengan no.1 kata ini adalah kata tindakan.

D. Ekspresi Ibadah dalam PB.
1. Hidup sesuai dengan kehendak Allah, hidup berbeda dan berpikir beda dengan kelakuan dan cara hidup dunia. (Roma 12:1-2, 1 Kor 10:31)
2. Bekerja (Kolose 3:23)
3. Mengunjungi janda & anak yatim (Yak 1:27, digunakan kata thrēskeıìa )
4. Berbuat baik dan memberi bantuan (Ibr 13:16)
5. Ucapan yang memuliakan namaNya (Ibr 13:15)
6. Memberitakan Injil & Memuridkan orang (Roma 14:16, Kolose 1:28 )
7. Berdoa dan berpuasa (Kis 13:2)

E. Membangun Messianic Spirituality
Kata “Messianic” yang dipakai adalah sama dengan kata “Kristosentris” yang telah kita kenal. Spiritualitas Messianic adalah spiritualitas yang berakar terutama dalam hidup dan pengajaran Yesus itu sendiri.
Kita, kaum Injili, sudah terlalu lama membaca Yesus melalui apa yang kita sebut sebagai theologia Pauline (Paulus) yang bersifat spekulatif dan theoretis; contoh: sifat ilahi dan manusia dalam diri Kristus. Bahkan kita meragukan apakah Paulus sendiri membaca Yesus dengan cara tersebut. Seharusnya kita membaca seluruh kitab suci (termasuk Paulus) dari perspektif Injil. Kebanyakan kekristenan kita di Indonesia kita terima dari kekristenan Barat yang didominasi oleh konteks Hellenistik-Roman. Kita harus mengembalikan kekristenan pada akarnya yaitu Hebraistik (budaya Ibrani). Budaya Ibrani bersifat praktis (dibandingkan dengan teoritis), holistik (dibandingkan dualistik), berfokus pada tindakan dan hubungan (dibandingkan dengan intelektual dan individual).

Navigasi Pos