Awareness Christianity

Inside Out Christian Living

Tomcat: Penggenapan Wahyu 9:3-5?

Beberapa hari yang lalu, saya mendapatkan pesan via blackberry yang intinya mengatakan bahwa Tomcat (sejenis serangga atau tepatnya kumbang, disebut sebagai kumbang rove yang menyerang daerah Surabaya dan sekarang mewabah di beberapa tempat) adalah penggenapan dari Wahyu 9:3-5.

Dan dari asap itu berkeluaranlah belalang-belalang ke atas bumi dan kepada mereka diberikan kuasa sama seperti kuasa kalajengking-kalajeng di bumi. Dan kepada mereka dipesankan, supaya mereka jangan merusakkan rumput-rumput di bumi atau tumbuh-tumbuhan ataupun pohon-pohon, melainkan hanya manusia yang tidak memakai meterai Allah di dahinya. Dan mereka diperkenankan bukan untuk membunuh manusia, melainkan hanya untuk menyiksa mereka lima bulan lamanya, dan siksaan itu seperti siksaan kalajengking, apabila ia menyengat manusia.

(Wahyu 9:3-5)

Beberapa teman menanyakan tentang kebenaran dari pesan broadcast ini kepada saya. Ini yang mendorong saya untuk menuliskan catatan singkat ini. Pesan-pesan yang seperti di atas tentunya bukan yang pertama, ada banyak sekali pesan-pesan sejenis yang seringkali kita terima baik via sms atau BBM. Pesan-pesan yang seringkali isinya mengintimidasi kita yang membacanya. Pesan-pesan ini seringkali muncul saat ada hal-hal yang fenomenal dan seringkali langsung dihubungkan dengan masalah eskhatologi (akhir zaman).

Bahkan beberapa saat yang lalu, saat kita disibukkan oleh pembuatan E-KTP secara nasional. Ada sekelompok anak Tuhan yang mendiskusikan hal tersebut dan langsung menghubungkannya dengan masalah pengenaan tanda 666 dari Antikristus (masalah tanda 666 saya sudah pernah bahas di note yang lain). Namun anehnya orang yang mengatakan E-KTP berkaitan dengan 666 tetap saja membuat E-KTP, kalau mereka konsisten dengan penafsiran mereka maka seharusnya mereka menolak atau tidak mau membuat E-KTP.

Menanggapi pesan-pesan atau diskusi tentang hal-hal fenomenal yang dikaitkan dengan akhir zaman (kitab wahyu) saya setuju dengan perkataan seorang hamba Tuhan di negeri ini: ojo kagetan, ojo gumunan, ojo goblok (jangan kagetan, jangan suka heran, jangan bodoh). Tapi mari kita mengkritisi pesan-pesan tersebut dalam terang penafisran Firman Tuhan yang tepat dan akal budi yang dipimpin oleh Roh Kudus.

Baiklah, mari kita segera mulai dengan mencermati pesan yang mengatakan bahwa Tomcat adalah penggenapan Wahyu 9:3-5.

Pesan ini hanya memenggal saja seluruh pesan dari kitab Wahyu. Mereka hanya mengambil bagian yang dirasa cocok dengan kepentingan mereka namun tidak memperhatikan keseluruhan dari pesan yang ada dalam kitab Wahyu. Cara pembacaan seperti ini jelas tidak bertanggung jawab alias kata orang Jawa “otak atik mathuk”.
Melihat pada bagian yang dikutip saja, banyak dari hal-hal yang disebutkan tidak cocok dengan deskripsi tentang Tomcat. Tomcat bukan belalang, juga tidak diberikan kuasa seperti kalajengking (kalajengking menyengat dengan racun, sedangkan Tomcat tidak menyengat). Lalu bagaimana dengan penggambaran dalam ayat 7-9,penggambaran ini tidak cocok sama sekali dengan Tomcat.
Pertanyaan selanjutnya, dalam Wahyu 9 dikatakan munculnya belalang-belalang tersebut berasal dari asap yang keluar dari Abyss. Lalu apakah maknanya ini? kita tidak melihat bahwa Tomcat keluar dari asap atau abyys.
Dikatakan bahwa siksaan itu akan terjadi selama 5 bulan (Wahyu 9:10)? Apakah itu artinya dengan Tomcat? Apakah para pengirim BBM hendak mengatakan bahwa fenomena Tomcat akan terjadi selama 5 bulan? Apakah luka yang diakibatkan oleh Tomcat akan mendatangkan derita selama 5 bulan (jelas ini adalah hal yang salah).
Dikatakan bahwa belalang-belalang ini hanya akan melukai manusia-manusia yang tidak memiliki materai Allah di dahinya (ayat 4). Lalu bagaimana kalo misalnya kalo ada orang Kristen yang kemudian terkena racun dari Tomcat? Apakah lalu kita mengatakan bahwa mereka bukan orang Kristen sejati? Atau bagaimana dengan orang-orang yang “non-Kristen” namun tidak terkena racun Tomcat apakah kemudian kita mengatakan bahwa mereka adalah hamba Allah? Tentu hal ini adalah sesuatu yang menggelikan.

Oleh karena itu sudah seharusnya kita yang berakal budi sehat dan memahami Firman Allah untuk menolak tafsiran yang asal-asalan, tidak bertanggung jawab dan bodoh semacam itu. Alkitab sendiri dengan jelas mengatakan “Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik” (1 Tesalonika 5:21). Kiranya catatan singkat ini dapat menjawabi kegelisahan yang diakibatkan oleh pesan-pesan yang tidak bertanggung jawab tersebut.

Orang Kristenpun Sholat?

Jika kita mendengar kata “Sholat” maka kita akan langsung mengidentikkan kata ini dengan kaum Muslim. Namun ternyata kata ini sudah dipakai jauh sebelum zaman Islam oleh orang Kristen dengan memakainya dalam bentuk Aram tselota.

Sholat Kristen bukannya lima waktu tetapi tujuh. Soal waktu-waktunya memang sama dengan Islam (Subuh, Dhuhr, ‘Asyar, Maghrib dan Isya’). Dan dua sisanya sejajar dengan salat sunnah Dhuha’ dan Tahajjud.

Meskipun demikian,istilah untuk waktu-waktu salat tersebut berbeda, dan waktu-waktu doa ini mempunyai makna teologis terkait dengan jam-jam sengsara Kristus (Thariq al-Alam) sebagai berikut:

1. “Salat jam pertama” (Shalat as-Saat al-Awwal), kira-kira jam 6 pagi pada waktu kita, untuk mengenang saat Kebangkitan Kristus dari kematian (Mrk 16:2).

2. “Salat jam ketiga” (Shalat as-Saat ats Tsalitsah), kira-kira jam 9 pagi, yaitu waktu pengadilan Kristus dan turunnya Roh Kudus (Mrk 15:25, Kis 2:15).

3. “Salat jam ke enam” (Shalat as-Saat as-Sadisah) kira-kira jam 12 siang yaitu waktu penyaliban Kristus (Mrk 15:33, Kis 3:30).

4. “Salat jam ke sembilan” (Shalat as-Saat at Tasiah), kira-kira jam 3 petang, untuk mengenang kematian Kristus (Mrk 15:33,38; Kis 3:1).

5. Salat Terbenamnya Matahari” (Shalat al-Ghurib) yaitu waktu penguburan jasad Kristus (Mrk 15:42).

6. “Salat waktu tidur” (Shalat al-Naum) untuk mengenang terbaringnya tubuh Kristus.

7. “Salat Tengah Malam” (Shalat as-Satar atau Shalat Nishfu al-Layl) adalah jam berjaga-jaga akan kedatangan Kristus yang kedua (Why 3:3).

Salat Tujuh Waktu (As-Sab’u Shalawat) ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan Islam. Mengapa? Karena praktek doa ini, khususnya seperti yang dipelihara di biara-biara, sudah ada sebelum zaman Islam. Kanonisasi waktu-waktu shalat (Shalat al-Fardhiyah) sudah mulai dilakukan dalam sebuah dokumen gereja kuno berjudul Al-Dasquliyyat atau Ta alim ar-Rusul yang editing terdininya dikerjakan oleh st. Hypolitus tahun 215 M.

sumber: Jangan sebut saudaramu Kafir! oleh Bambang Noorsena, 2006, Malang: ISCS

KIAMAT 2012… BENARKAH???

Kemarin ketika saya baru saja selesai memberikan khotbah di satu gereja, saya diundang untuk makan malam bersama dengan bapak dan ibu pendeta gereja tersebut. Makan Malam berjalan dengan seru dan hangat karena diselingi dengan topik-topik pembicaraan yang lagi “up to date”. Salah satu topik yang kemudian muncul pada saat itu adalah fenomena tentang Kiamat 2012 yang banyak dibicarakan di media massa. Pak pendeta bertanya kepada saya “Apa pandangan bapak tentang Kiamat 2012?”. Jujur selama ini saya hanya mendengar tentang Kiamat 2012 secara sambil lalu saja, tanpa menanggapinya secara khusus. Namun nampaknya semakin banyak saja orang yang bertanya tentang Kiamat 2012, salah satunya adalah sms yang pernah saya terima yang menanyakan benarkah di dalam Alkitab terdapat rujukan tentang kiamat 2012, krn orang yang mengirimkan sms itu mendapat info bahwa ada pendeta yang mengajarkan bahwa Alkitab mendukung teori kiamat 2012.

Banyaknya pertanyaan tersebut menggelitik hati saya untuk mendalami isue tentang Kiamat 2012 ini. Dari manakah sebenarnya teori ini berasal? Apa yang dikatakan teori ini? Apakah teori ini dapat dipertanggungjawabkan? Dan secara khusus apakah Alkitab mendukung teori Kiamat 2012 ini?

TEORI KIAMAT 2012

Secara singkat dapat dikatakan bahwa dunia akan mengalami kiamat (the end of the world) pada tanggal 21 Desember 2012. Dasar apakah yang dipakai untuk menyatakan bahwa Kiamat akan terjadi pada tanggal tersebut? Para pencetus dan pendukung teori Kiamat 2012 mendasarkan teorinya pada dua hal:

1. Pertama adalah Kalender Maya dan I-Ching, serta berbagai kitab-kitab kuno penuh misteri dari berbagai peradaban. Masyarakat Maya Kuno, yang dikenal maju dalam bidang ilmu matematika dan astronomi-nya, mengikuti “perhitungan panjang” kalender yang mencapai 5.126 tahun. Ketika peta astronomi mereka dipindahkan ke kalender Gregorian, yang digunakan secara standar sekarang, waktu perhitungan bangsa Maya berhenti pada 21 Desember 2012. Tidak ada lagi perhitungan masa setelah tanggal tersebut. Tidak ada tanda akan adanya perpanjangan atau apapun, hanya berhenti begitu saja. Tanpa adanya peringatan untuk kembali ke angka nol, atau apapun.

Sayangnya perhitungan menggunakan kitab I-Ching dan kitab lain tidak dibahas secara detail, hanya disebutkan bahwa semua kitab yang ada dan perhitungan yang ada mendukung perhitungan yang ada dalam kalender panjang bangsa Maya ini.

2. Kedua adalah para biksu Tibet yang terkenal dengan kemampuan mereka untuk meramal, mereka juga mengatakan akan adanya bencana besar yang akan melanda dunia secara global pada 2012.

Apakah yang akan terjadi pada tanggal 21 Desember 2012, para penutur teori ini mengatakan beberapa hal:

1. Dikatakan bahwa pada tanggal tersebut, matahari akan menutupi bumi dari hubungan garis lurus dengan Galaksi kita. Posisi matahari yang sedemikian, akan memutus “tali pusar” bumi dengan pusat Galaksi, fenomena yang hanya akan terjadi 26.000 tahun sekali dan akan menyebabkan bencana musim dingin berkepanjangan, atau mungkin bahkan adanya lidah matahari yang menjadi sangat panjang dan menjilat atmosfir atau bahkan permukaan bumi dan membakar semua kehidupan

2.Dikatakan pula bahwa pada tanggal tersebut akan terjadi pembalikan titik magnet bumi, entah secara mendadak atau secara perlahan, tapi yang jelas, utara akan menjadi selatan, dan sebaliknya, matahari akan terbit dari barat dan seterusnya. Intinya, bencana akan timbul karena perubahan mendadak yang menyebabkan gravitasi dan medan magnet berantakan, angin dan gempa bumi, aliran air juga akan terpengaruh dan berbagai bencana alam akan terjadi serempak.

3. Diramalkan matahari akan menjadi sangat luar biasa aktif dan menyebabkan panas luar biasa yang mencapai bumi, apalagi karena atmosfir kita yang menipis dan berlubang, hanya akan menyebabkan pemanasan secara radikal, yang selanjutnya bisa Anda saksikan seperti di film The Day After Tommorow.

4. Salah seorang fisikawan di UC Berkeley mengatakan bahwa 65 juta tahun lalu, adanya tumbukan asteroid raksasa yang memicu berbagai reaksi dalam bumi yang mengakibatkan dinosaurus musnah dalam waktu yang sangat singkat dan bisa dikatakan hampir bersamaan. Menurut sumber fisikawan yang tidak diketahui namanya tadi, dengan siklus perhitungan ilmiah (yang tidak diketahui juga prosesnya) kejadian yang sama akan terjadi dalam waktu singkat, kapan? Tentu tahun 2012 tadi. Sementara itu ada teori lain yang mendukung, adalah adanya teori Planet Nibiru yang adalah asteroid ini.Dikatakan bahwa ada sebuah planet bernama planet Nibiru yang sedang menuju kepada bumi pada tahun 2012 dan akan memasuki Tata surya dan menyebutkan gangguan gravitasi.

5. Para ahli Geofisika dari Rusia menyebutkan bahwa adanya medan awan energi antar bintang. Medan awan energi inilah yang merusak keseimbangan energi dalam susunan tata surya berbagai bintang yang ada, dan pada tahun 2012 sampai 2020, tata surya kita ini yang akan dilanda oleh awan energi perusak ini. Jika Anda bayangkan, kira-kira mirip dengan kejadian di film Fantastic 4: the Rise of the Silver Surver.

BENARKAH TEORI TERSEBUT?

a. Yang sangat menarik adalah berbagai tanggapan yang muncul dari kalangan ilmuwan bahkan dari suku Maya sendiri. Tetua suku Indian Maya, Apolinario Chile Pixton menyatakan bahwa kalender Maya yang disebut-sebut memperkirakan akan terjadi Kiamat 2012 adalah tidak benar. Apolinario Chile Pixton mengatakan bahwa pemberitaan tersebut tidak benar, dan hanya akan memperburuk keadaan dan membuat orang ketakutan.

Pernyataan Apolinario Chile Pixton juga didukung oleh seorang seorang warga Guatemala bernama Chile Pixtun yang menyatakan bahwa teori kiamat 2012 itu datang dari gagasan barat, bukan dari suku Maya.

Kalender Hitungan Panjang suku Maya dimulai tahun 3114 SM. Kalender Hitungan Panjang suku Maya menandai siklus 394 tahunan sebagai Baktun. Angka tiga belas adalah angka sakral bagi suku Maya. Dan Suku Maya percaya dan yakin bahwa Baktun ke-13 berakhir sekitar 21 Desember 2012.

Namun, David Stuart, seorang spesialis epigrafi Maya dari Universitas Texas di Austin, AS mengatakan bahwa hal itu tidak menyimpulkan soal kiamat. ”Itu merupakan ulang tahun khusus soal penciptaan,” katanya. ”Orang Maya tidak pernah mengatakan dunia akan berakhir, tidak pernah mengatakan sesuatu yang buruk akan terjadi. Mereka hanya mencatat peringatan masa depan di Monumen Enam.”

Menurut laporan di National Geographic, kalender Maya tidak berakhir pada tahun 2012, dan orang Maya tidak menilai tahun itu sebagai akhir dunia.

b. Yang kedua adalah isue tentang adanya planet X yang dipercayai sebagai planet Nibiru yang akan mengakibatkan kiamat. Dari mana Nibiru ini berasal?

Pada tahun 1976, sebuah buku kontroversial berjudul The Twelfth Planet atau Planet Kedua belas ditulis oleh Zecharian Sitchin. Sitchin telah menerjemahkan tulisan-tulisan kuno Sumeria yang berbentuk baji (bentuk tulisan yang diketahui paling kuno). Tulisan berumur 6.000 tahun ini mengungkapkan bahwa ras alien yang dikenal sebagai Anunnaki dari planet yang disebut Nibiru, mendarat di Bumi. Ringkas cerita, Anunnaki memodifikasi gen primata di Bumi untuk menciptakan homo sapiens sebagai budak mereka.

Ketika Anunnaki meninggalkan Bumi, mereka membiarkan kita memerintah Bumi ini hingga saatnya mereka kembali nanti. Semua ini mungkin tampak sedikit fantastis, dan mungkin juga sedikit terlalu detail jika mengingat semua ini merupakan terjemahan harfiah dari suatu tulisan kuno berusia 6.000 tahun. Pekerjaan Sitchin ini telah diabaikan oleh komunitas ilmiah sebagaimana metode interpretasinya dianggap imajinatif.

Lalu, bagaimana planet X diyakini sebagai planet Nibiru?

Terdapat “penemuan katai coklat di luar Tata Surya kita” dari IRAS pada tahun 1984 dan “pengumuman NASA akan planet bermassa 4-8 massa Bumi yang sedang menuju Bumi” pada tahun 1933. Para pendukung hipotesis kiamat ini bergantung pada penemuan astronomis tersebut, sebagai bukti bahwa Nibiru sebenarnya adalah Planet X yang telah lama dicari para astronom selama abad ini. Tidak hanya itu, dengan memanipulasi fakta-fakta tentang penelitian-penelitian ilmiah, mereka “membuktikan” bahwa Nibiru sedang menuju kita (Bumi), dan pada tahun 2012, benda masif ini akan memasuki bagian dalam Tata Surya kita, menyebabkan gangguan gravitasi.

Dalam pendefinisian yang paling murni, Planet X adalah planet yang belum diketahui, yang mungkin secara teoretis mengorbit Matahari jauh di balik Sabuk Kuiper. Jadi tidak perlu dikuatirkan akan terjadinya planet sebesar matahari yang akan memasuki tata surya kita.

David Morrison, ilmuwan senior NASA mengatakan “”Tidak ada obyek di luar sana. Itu mungkin yang paling mudah untuk diucapkan. ”

c. Tentang adanya teori “penyelarasan galaxy” (lihat no.1 di atas) maka David Morrison, ilmuwan senior NASA mengatakan “Tidak ada kesejajaran galaksi pada tahun 2012, atau setidaknya tidak ada yang luar biasa,” Dia menjelaskan penyelarasan terjadi pada setiap musim dingin solstice, ketika matahari seperti yang terlihat dari bumi, muncul di langit dekat dengan titik tengah Bima Sakti.

d. Sedangkan teori yang mengatakan tentang adanya jilatan api raksasa dari Matahari, Morrison berkata “Ternyata matahari tidak sesuai jadwal, Kami berharap bahwa siklus ini mungkin tidak akan mencapai puncaknya pada tahun 2012, tetapi satu atau dua tahun kemudian.”

TINJAUAN ALKITAB

Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa Kiamat itu ada. Dalam Alkitab kejadian ini dikenal sebagai kedatangan Tuhan (Yesus) yang kedua atau disebut juga sebagai Hari Tuhan. Namun apakah Kiamat akan terjadi pada tanggal 21 Desember 2012? Dan benarkah Alkitab mendukung tentang hal tersebut?
TENTU SAJA TIDAK!!! Karena Yesus Kristus (Isa Almasih) sendiri mengatakan bahwa “Tetapi tentang hari dan saat itu (Kiamat) tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa (Allah) sendiri.” (Matius 24:36).Jadi, kita melihat bahwa Alkitab sendiri mengatakan bahwa hari Kiamat tidak ada seorangpun yang tahu. Senada dengan ini, saudara-saudara Moslem juga mengatakan bahwa “Kiamat adalah ilmu Allah” artinya hanya Allah yang tahu tentang kapan kiamat akan terjadi.

Walaupun demikian, ada beberapa orang yang berusaha memaksakan pendapat mereka dengan mengatakan bahwa dalam nas Injil tersebut hanya dikatakan tentang hari dan jam (diambil dari terjemahan bahasa Inggris “hour”) jadi hanya hari dan jam yang tidak tahu, namun tahun kita boleh mengetahuinya.

Hal di atas tentu saja adalah hal yang konyol dan mengada-ada. Karena kata ὥρα dalam Injil sebenarnya bisa berarti literal maupun figuratif yang dapat berarti jam maupun musim ataupun waktu-waktu tertentu. Dan jika kita bandingkan dengan Kisah Para Rasul 1:7 “Jawab-Nya: “Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya.” (Kisah 1:7) maka akan cocok maknanya dengan nas Injil di atas bahwa yang dimaksudkan adalah bahwa Kiamat itu tidak bisa diketahui kapan waktunya (entah tahun, bulan, minggu, hari ataupun jamnya). Karena Yesus yang mengatakan dalam Injil juga Yesus yang berbicara dalam nas Kisah tadi. Perhatikanlah bahwa Yesus memakai kata “masa” (khronos) menunjukkan waktu yang tidak tentu dan “waktu” (kairos) yang menunjukkan waktu yang tepat.

KESIMPULAN

Janganlah kita menjadi bingung dan cemas dengan berita-berita tentang Kiamat dan sebagainya. Dari pada memusingkan dengan hal-hal tersebut mari kita lebih berkonsentrasi tentang bagaimana supaya kehidupan kita boleh menjadi semakin berkualitas, berbobot dan berkenan di hadapan Allah. Alkitab bukanlah kitab ramalan namun sebuah kitab yang mengajarkan bagaimana kita bisa menjadi “manusia Allah”, Alkitab memperlengkapi dan mendidik kita supaya menjadi orang yang memiliki karakter Kristus/sifat Allah.

Orang yang sudah mempersiapkan hidupnya tidak kuatir kapan Kiamat akan terjadi. Karena ia telah siap-sedia. Hanya orang yang tidak siap yang kuatir dan bingung tentang isue hari Kiamat.

Semoga kita menjadi orang-orang yang senantiasa berjaga dan taat bukan menjadi orang yang ketakutan dan diombang-ambingkan dengan “rupa-rupa angin pengajaran”

AMIEN… SOLI DEO GLORIA!!!

TRANSFORMASI ROHANI

Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.

(Roma 8:29)

“Apakah tujuan Allah menyelamatkan manusia?” Ini adalah salah satu pertanyaan penting yang harus dijawab oleh setiap orang percaya. Kesalahpahaman akan jawaban ini akan mempengaruhi bagaimana cara kita menjalankan kehidupan kekristenan kita di atas muka bumi ini.

Seringkali jawaban yang diberikan kepada pertanyaan tersebut adalah bahwa Allah menyelamatkan manusia agar manusia dapat masuk ke Sorga. Jawaban ini seringkali membuat banyak orang percaya menjadi pasif dalam kehidupannya. Rasa aman bahwa keselamatan mereka telah terjamin membuat banyak orang percaya tidak melakukan apa-apa bagi Allah dalam kehidupannya. Mereka melakukan kehidupan mereka sesuai dengan apa yang mereka pandang baik atau yang mereka sukai, sambil menantikan janji “masuk ke Sorga” ini digenapi. Mempercayai Yesus seperti membeli sebuah asuransi jiwa di mana iman itu hanya bermanfaat sebagai tiket masuk ke dalam Sorga.

Namun jika melihat dalam ayat di atas kita melihat bahwa tujuan Allah menyelamatkan manusia bukanlah membawa manusia ke Sorga. Roma 8:29 dengan jelas menyatakan bahwa tujuan akhir dari tindakan penyelamatan Allah adalah membawa setiap manusia kepada keserupaan dengan gambaran Kristus (AnakNya). Apakah yang dimaksud dengan gambaran Kristus di sini? Gambaran Kristus di sini bukan berbicara kemiripan secara fisik namun lebih berbicara tentang karakter dan kehidupan Kristus. Dengan kata lain, Allah menyelamatkan manusia untuk mengubahkan setiap orang yang percaya sehingga kehidupannya dapat menjadi sebuah kehidupan yang meneladani Kristus dalam setiap aspeknya.

Jika demikian halnya, maka sungguh suatu yang menyedihkan jika kita melihat bahwa masih begitu banyak orang Kristen yang merasa sudah diselamatkan namun ternyata mereka tidak mengalami karya pengubahan Allah dalam hidup mereka. Ini sama halnya dengan menipu diri kita sendiri. Jika pengubahan ini merupakan tujuan akhir Allah maka harusnya pengubahan kehidupan ini harusnya menjadi tujuan akhir yang harus dikejar dengan penuh hasrat oleh setiap orang percaya. Ketidakmengertian tentang tujuan akhir Allah dan proses bagaimana Allah mengubahkan kita seringkali menghambat banyak orang percaya tidak mengalami kuasa transformasi dari Roh Kudus.

Maka pertanyaan berikutnya yang harus dijawab adalah bagaimana pengubahan (transformasi) rohani ini dapat terjadi dalam kehidupan orang percaya? Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat Roma pasal 12 menyinggung kembali tentang transformasi kehidupan ini. Dia menunjukkan bagaimana transformasi rohani ini dapat terjadi dalam kehidupan orang percaya.

Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. (Roma 12:1-2)

Dalam Roma 12:1-2, kita melihat ada tiga hal mendasar yang diperlukan agar setiap orang percaya dapat mengalami transformasi rohani. Tiga hal tersebut adalah:

1. Kemurahan Allah.

Dalam pembukaannya dalam mendorong orang percaya di Roma agar mengalami transformasi rohani, Paulus mendasarkannya kepada satu hal yaitu Kemurahan Allah. Ini berarti bahwa pengalaman, kesadaran dan pemahaman akan kemurahan Allah adalah dasar dari terjadinya suatu transformasi rohani. Apakah yang dimaksud dengan kemurahan Allah di sini? Untuk memahami kemurahan Allah , maka kita harus melihat dalam pasal-pasal sebelum pasal 12 (perhatikan Paulus mengawali pasal ini dengan “karena itu”).

Kemurahan adalah sebuah perkenan yang diberikan kepada orang yang tidak layak menerimanya. Kemurahan juga berbicara tentang belas kasihan yang diberikan kepada seseorang. Dalam surat Roma, kemurahan Allah berbicara tentang anugerah Allah dalam Kristus yang diberikan kepada setiap orang berdosa. Orang berdosa yang harusnya mengalami murka dan hukuman Allah namun ternyata justru diampuni dan dijadikan anak Allah adalah kemurahan Allah yang dinyatakan dalam Roma. Kesadaran akan luar biasanya kebaikan Allah ini menjadi pendorong perubahan kehidupan setiap orang percaya. Perubahan dalam kehidupan orang percaya adalah perubahan yang terjadi dari dalam keluar (inside out) bukan perubahan yang dipaksakan (outside-in).

Kemurahan Allah di sini sangat berhubungan dengan Anugerah Allah. Walaupun kata ini seringkali digunakan oleh banyak orang Kristen, kata ini seringkali tidak dipahami oleh banyak orang yang memakainya. Untuk memahaminya, saya akan menggunakan tiga kata untuk membandingkan. Tiga kata itu adalah: upah, sedekah dan anugerah.

  • Upah adalah sesuatu yang diberikan kepada kita, saat kita melakukan sesuatu yang baik kepada seseorang.

Banyak orang Kristen melandaskan hidup kekristenannya dengan kinerja ini. Lakukan sesuatu bagi Allah maka Allahpun akan melakukan sesuatu bagi Anda. Orang Kristen yang melandaskan hidupnya dengan cara ini sesungguhnya tidak memahami jantung dari kekristenan itu sendiri. Mereka tidak ada bedanya dengan orang yang tidak Kristen bahkan cenderung jatuh ke dalam cara hidup yang legalistik dan agamawi.

Jika diaplikasikan dalam berelasi dengan orang maka orang yang memegang cara pandang ini mengatakan “jika ditampar pipi kirimu, tamparlah pipi kiri orang lain”.

  • Sedekah adalah sesuatu yang diberikan kepada kita, saat kita tidak melakukan sesuatu apapun.

Banyak orang menyangkan bahwa anugerah adalah sama dengan sedekah ini. Oleh karena itu mereka sangat memuji sedekah ini. Orang-orang yang memegang cara pikir ini beranggapan bahwa mereka memang tidak melakukan apa-apa bagi Allah, namun Allah telah memberikan segala sesuatu kepada mereka.

Jika diaplikasikan dalam relasi maka orang yang memegang prinsip ini mengatakan “jika ditampar pipi kirimu, diam saja jangan membalas.” Namun jelas ini bukanlah konsep anugerah.

  • Anugerah adalah sesuatu yang diberikan kepada kita, saat kita melakukan sesuatu yang jahat kepada seseorang.

Inilah yang dikatakan Alkitab kepada kita. Kita telah memusuhi Allah, kita telah menyakiti hatiNya, kita telah membunuh AnakNya. Namun Dia tidak menghukum kita, sebaliknya Dia mengampuni kita bahkan menjadikan kita sebagai anakNya dan Ahli warisNya. Anugerah yang luar biasa.

Jika diaplikasikan dalam relasi, maka orang yang memegang prinsip ini mengatakan “jika ditampar pipi kirimu, berilah pipi kananmu”.

2. Persembahan Tubuh.

Langkah kedua adalah Paulus mengatakan bahwa orang percaya harus mempersembahkan tubuh mereka. Tindakan mempersembahkan adalah tindakan yang dilakukan seorang imam dalam Perjanjian Lama. Tindakan ini adalah tindakan yang dilakukan secara sukarela. Tubuh yang dimaksudkan di sini adalah keseluruhan hidup. Jadi di sini Paulus mendorong setiap orang percaya untuk memberikan seluruh kehidupan mereka kepada Allah. Sebelum orang percaya mau melepaskan hak kepemilikan mereka atas hidup mereka (mati atas diri mereka sebagai korban) maka mustahil orang percaya dapat hidup bagi Allah. Korban dalam Perjanjian Baru adalah korban yang hidup bukan korban yang mati. Ibadah dalam Perjanjian Baru adalah hidup yang berbeda dengan dunia dan hidup untuk menyenangkan Allah.

Hal yang menarik lainnya dalam bagian ini adalah bahwa kata “tubuh” di sini memakai bentuk jamak sedangkan persembahannya memakai kata tunggal. Dengan demikian mempersembahkan kehidupan ini memiliki dimensi korporat (bersama). Seseorang percaya perlu mempersembahkan hidupnya bersama-sama dengan orang percaya yang lain dalam kesatuan dan komunitas. Tuhan bukan hanya menginginkan persembahan perorangan namun DIA juga menginginkan persembahan bersama-sama.

3. Pembaharuan Budi.

Hal ketiga yang harus dilakukan oleh orang percaya adalah melakukan pembaharuan budi. “Budi” di sini bukan hanya berbicara tentang pikiran atau akal. Namun budi di sini lebih mengacu kepada keberadaan batin seseorang. Kita sering menyebutnya dengan “hati” (pikiran, perasaan, kehendak, hati nurani). Maka pembaharuan kehidupan dalam keristenan adalah perubahan dari dalam keluar (inside-out) bukan perubahan yang dipaksakan dari luar ke dalam (outside-in). Orang percaya harus terus menerus melakukan pembaharuan batin setiap saat. Pembaharuan ini terjadi saat orang percaya mempelajari firman, berdoa dan bersekutu dengan sesama orang percaya.

CHIP ANTIKRISTUS 12 Mei 2009

Beberapa waktu yang lalu saat saya mendapatkan sebuah e-mail dari seorang sahabat. Isi e-mail ini adalah kabar tentang peluncuran sebuah chip yang diadakan tanggal 12 Mei 2009 dan dikatakan yang meluncurkannya adalah sebuah organisasi yang bernama Mondex International. Diyakini oleh beberapa orang bahwa peristiwa ini menggenapi kitab Wahyu 13, tentang penggunaan tanda 666 oleh Antikristus kepada semua orang yang berada di bumi ini. (Untuk lebih jelasnya baca Wahyu 13:16-18). Beberapa hari kemudian saya pun mendapatkan sms dari seseorang yang mengingatkan bahwa dengan peluncuran tersebut maka era Antikris pun dimulai. Tak hanya itu saja, beberapa saat yang lalu saya juga mendapatkan sebuah sms yang juga mempertanyakan hal yang serupa (yang mengagetkan saya, orang yang bertanya adalah seorang mahasiswa sebuah sekolah theologia).

Hal ini sangat memprihatinkan saya. Karena hal ini menunjukkan kondisi yang sesungguhnya dari jemaat-jemaat yang ada. Yang pertama, kejadian ini menunjukkan bahwa masih banyak orang Kristen yang sifatnya mudah terprovokasi, bersifat sangat reaktif dan menyukai hal-ha yang sifatnya fenomenal dan kontroversial. Jemaat masih belum memiliki daya nalar yang kritis dalam menyikapi hal-hal yang ada. Kedua, hal ini menunjukkan betapa minimnya pemahaman jemaat akan Alkitab dan imannya sendiri.

Bagaimana kita seharusnya menyikapi hal ini? Di bawah ini saya akan memaparkan beberapa point yang menurut saya harus kita perhatikan:

1. Berita-berita ini bukanlah berita yang baru. Tentunya kita masih mengingat sekitar tahun 90 an. Ada sebuah buku yang pernah membahas bahwa barcode adalah sebuah tanda yang akan dipakai oleh Antikristus. Barcode dipahami sebagai cikal bakal tanda 666 yang dipakai oleh Antikristus. Belum lama ini, jemaat juga dihebohkan oleh isue tentang AXIS. Jadi, berita-berita ini sebenarnya bukanlah kabar baru. Ini adalah kabar basi (tapi anehnya masih tetap laku…) apalagi sekarang menggunakan sms berantai (mungkin karena pulsa sekarang murah ya).

2. Kabar tentang peluncuran chip hanya heboh di Indonesia saja. Coba saja search dengan menggunakan Google, anehnya tidak ada berita dari luar yang membahas hal tesebut. Hanya artikel2 yang berbahasa Indonesia saja yang membahas tentang hal ini (aneh bin ajaib ya). Tentang Mondex, saya mendapatkan info bahwa Mondex International adalah perusahaan yang membuat dan menerbitkan chip untuk kartu kredit dan juga penerbit dompet elektronok yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh MasterCard International. Mondex pertama kali beroperasi tahun 1997 di Canada dengan produk andalannya adalah Smartcard Mondex Wallet, sebuah kartu dengan microchip untuk menarik sejumlah uang di ATM, digunakan sebagai kartu telepon umum dan berbagai fungsi yang lain. Yang harus diingat bahwa Mondex International bukanlah pembuat BIO CHIP namun SMART CARD. Bio Chip sampai saat ini tidak digunakan untuk alat pembayaran namun hanya (dan sudah digunakan) sebagai alat bantu medis.

3. Yang lebih penting adalah “bagaimana kita menafsirkan tanda 666” dalam kitab Wahyu 13 tersebut? Pertama yang harus diingat bahwa kitab Wahyu adalah sebuah kitab yang memiliki genre sastra apokaliptik. Salah satu ciri khasnya adalah memakai banyak simbol-simbol (yang berarti tidak boleh ditafsirkan secara hurufiah) yang diambil dari Perjanjian Lama. Penafsiran tentang 666 yang merupakan sebuah cap yang akan dipasang secara hurufiah pada tangan dan dahi manusia adalah penafsiran dari kalangan kristen fundamentalis-dispensasionalis, yang banyak berbicara tentang akhir zaman disertai dengan diagram. Buku-buku dari golongan ini banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sehingga membuat teori ini banyak dikenal oleh orang Kristen di Indonesia. Selain itu juga teori ini membuat kisah akhir zaman menjadi menarik seperti cerita film.

Karena kitab Wahyu adalah sebuah tulisan dengan genre apokaliptik maka kita harus juga menafsirkannya dengan genre tersebut. Bagaimana menafsirkannya?
Yang pertama, Angka 6 dalam Alkitab adalah angka manusia (karena manusia diciptakan pada hari ke-6), sedangkan angka 3 adalah angka Allah (misal Trinitas). Dengan demikian 6 yang berjejer sebanyak 3 (666) sebenarnya menunjuk kepada manusia yang menjadi allah atas dirinya sendiri. Ini juga sebenarnya arti dari kata “Antikristus” yaitu orang yang melawan atau menggantikan posisi Kristus. Bukankah hal ini yang sebenarnya harus lebih kita waspadai? Isue terutama di sini adalah “siapakah yang menjadi Tuhan dalam hidup saudara?”. Walau saudara mungkin tidak menggunakan chip 666 (itupun kalo ada) tapi kalo saudaralah yang menjadi penentu mutlak atas seluruh keputusan dalam hidupmu, maka Anda SUDAH menggunakan cap ini. Jadi, yang menjadi pertanyaan adalah siapakah yang menguasai hidup saudara, pelayanan saudara, pekerjaan saudara bahkan gereja saudara?

Yang kedua, menarik bahwa angka 666 pernah muncul di Alkitab untuk menunjukkan jumlah emas yang diterima oleh Raja Salomo dalam 1 tahun (1 Raja 10:14). Jika kita melihat dalam Wahyu 13:17 maka kita melihat bahwa tanda ini berhubungan dengan jual beli/ekonomi. Jika kita melihat dalam Injil, maka kita akan mendapatkan bahwa Mamon (uang/kekayaan) adalah musuh dari Allah. Jadi menurut saya, tanda 666 menunjukkan uang sebagai dewa/sembahan/tuhan yang baru dalam dunia modern yang akan membuat banyak orang memuja dirinya. Dahi menunjuk kepada pikiran sedangkan tangan menunjuk kepada perbuatan. Tanda 666 yang diletakkan pada dahi dan tangan menunjukkan bahwa uang akan menguasai pikiran dan tindakan banyak orang (termasuk orang Kristen) di akhir zaman. Bukankah hal ini sudah terjadi? Hampir seluruh kehidupan manusia moden diabdikan untuk menyembah allah yang satu ini. Bahkan tidak sedikit gereja, pelayanan dan pendeta Kristen yang melacurkan dirinya kepada berhala yang satu ini. Bukankah hal ini yang justru harus kita perhatikan?

Akhir kata, saya hanya mengajak saudara2 untuk dapat berpikir secara arif, bijaksana, berhikmat, bersikap kritis dan memiliki pemahaman Alkitab yang sehat untuk dapat menyikapi berita-berita seperti di atas. Seperti yang dinasihatkan oleh Alkitab “Berjaga-jagalah dan waspadalah”.
GBU all.

SING IN THE STRANGE LAND

Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion. Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu kita menggantungkan kecapi kita. Sebab di sanalah orang-orang yang menawan kita meminta kepada kita memperdengarkan nyanyian, dan orang-orang yang menyiksa kita meminta nyanyian sukacita: “Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari Sion!” Bagaimanakah kita menyanyikan nyanyian TUHAN di negeri asing?

(Mazmur 137:1-4)

Jika Anda melangkah ke dalam gereja modern, maka akan mendapati bahwa liturgi akan dimulai dengan menyanyikan kidung, koor atau lagu “pujian dan penyembahan”. Tidak ada pengecualian. Di setiap kasus akan ada seorang atau satu tim yang memimpin dan mengontrol nyanyian. Mereka memilih lagu, bagaimana menyanyikan lagu, dan kapan lagu akan berakhir. Umat Allah membiarkan diri mereka dipimpin oleh “imam-imam” profesional ini.

Hal ini kontras dengan keadaan gereja pada abad pertama. Dalam gereja mula-mula, menyanyi ada di tangan umat Allah. Gereja memimpin dirinya sendiri untuk menyanyi. Menyanyikan dan memimpin lagu-lagu adalah masalah korporat, bukan kejadian profesional yang dipimpin oleh ahli-ahli. (Efesus 5:19, Kolose 3:16)

A. Asal Mula Paduan Suara

Paduan Suara pertama kali dibentuk dan dilatih di bawah pemerintahan Konstantine untuk membantu merayakan Ekaristi. Praktek dibawa dari kebiasaan Romawi, yang memulai upacara kerajaan dengan prosesi musik. Sekolah khusus dibentuk dan penyanyi-penyanyi paduan suara diberikan status sebagai imam kedua. Tahun 367 M, nyanyian jemaat sama sekali dihentikan dan diganti oleh penyanyi-penyanyi profesional dalam gereja. Menyanyi dalam pertemuan ibadah Kristen didominasi oleh imam dan paduan suara.

Paduan Suara Paus dimulai abad kelima. Paus Gregory pada akhir abad ke-6, mereorganisasi Schola Cantorum (school of singing) di Roma. Dengan sekolah ini, Paus Gregory membentuk para penyanyi profesional yang melatih paduan suara di seluruh kerajaan Roma. Para penyanyi ini dilatih selama 9 tahun.

Paduan suara yang terlatih, penyanyi-penyanyi yang terlatih dan berhentinya nyanyian jemaat semua ini merefleksikan budaya Yunani yang dibangun di sekitar dinamika penonton-penghibur (audience-performer). Tragisnya, hal ini dibawa dari kuil dewi Diana dan drama Yunani masuk ke dalam gereja.

B. Kontribusi Reformasi

Kontribusi musik yang terbesar dari Reformasi adalah dipulihkannya nyanyian jemaat dan penggunaan alat-alat musik. John Huss (1372-1415) dari Bohemia adalah yang pertama kali memulihkan jemaat menyanyi dalam gereja. Luther mendorong jemaat untuk memuji pada berbagai bagian dari pertemuan ibadah. Namun puncak dari nyanyian jemaat terjadi pada abad 18 di bawah kebangunan rohani Wesley di Inggris. Pada zaman Reformasi, paduan suara tetap ada. Mereka mendukung dan memimpin jemaat untuk menyanyi. 150 setelah Reformasi, nyanyian jemaat mulai Pada abad ke-18, organ mengambil alih tempat paduan suara untuk memimpin nyanyian Kristen.

C. Asal Mula Tim Penyembahan

Dalam banyak gereja kontemporer, paduan suara digantikan oleh tim penyembahan. Standard dari tim penyembahan adalah gitar listrik, drums, keyboards, dan mungkin bass gitar dan beberapa vokalis khusus (singers). Dalam gereja-gereja ini, penyembahan berarti mengikuti lagu-lagu yang dinyanyikan oleh band.

Tim penyembahan berasal dari Calvary Chapel di tahun 1965 yang didirikan oleh Chuck Smith. Dia memulai pelayanan kepada kaum hippies dan surfers. Dia menerima kaum hippie yang bertobat untuk memainkan gitar mereka di kebaktian minggu. Bentuk musik yang baru ini kemudian disebut “pujian dan penyembahan”. Smith kemudian mendirikan perusahaan rekaman Maranatha Music pada tahun 1973.

Pada tahun 1977, seorang musikus genius bernama John Wimber mendirikan Anaheim Vineyard Christian Fellowship. The Vineyard mengikuti konsep tim penyembahan. The Vineyard telah mempengaruhi kekristenan dalam membentuk tim penyembahan dan musik penyembahan daripada Calvary Chapel. Musik Vineyard dikenal lebih intim dan bersifat lebih “menyembah”.

D. Dampak bagi orang Kristen

Tim penyembahan merampas dari umat Allah, fungsi mereka yang penting: untuk memilih dan memimpin nyanyian mereka sendiri dalam pertemuan mereka. Untuk membiarkan Yesus Kristus memimpin nyanyian dari jemaatNya daripada pemimpin manusia. (1 Kor 14:26, Efesus 5:19). Pemimpin pujian, paduan suara, tim penyembahan membuat hal tersebut di atas menjadi mustahil. Mereka membatasi Kekepalaan Kristus – khususnya PelayananNya untuk memimpin saudara-saudaraNya untuk menyanyikan pujian untuk BapaNya (Ibr 2:11-12).

Ketika nyanyian penyembahan hanya dapat dinyanyikan oleh orang-orang yang bertalenta, maka hal ini lebih mendekati hiburan (entertainment) daripada penyembahan korporat.

Asal Usul Urutan Ibadah dalam Gereja Modern

Pada tahun 380 M, Uskup Theodosius dan Gratian memerintahkan agar hanya ada satu gereja Ortodoks resmi yang diakui oleh negara, satu acuan iman – dogma atau doktrin Ortodoks. Setiap warga negara Roma dipaksa menjadi anggota dan diharuskan percaya akan lex fidei, hukum iman. Kelompok atau pergerakan lain – termasuk pertemuan Kristiani di Rumah-rumah – dinyatakan terlarang. Karena ibadah orang Kristen semakin hari semakin formal dalam gedung gereja setelah masa Konstantine, maka pola dasar sinagoge Yahudi dibangkitkan dan diwarisi, dengan penambahan pengakuan iman. Ada 5 elemen yang ada dalam kebaktian di sinagoge:

  1. Ajakan beribadah dengan himne dan sebuah panggilan formal untuk menyembah.
  2. Doa dan permohonan.
  3. Pelajaran dari kitab Suci.
  4. Sebuah wejangan yang didasarkan pada pelajaran dari kitab suci.
  5. Sebuah permohonan ucapan syukur sebagai penutup.

Martin Luther dalam Reformasinya menolak misa yang dilakukan oleh gereja Katolik dan membuat urutan ibadah untuk gereja Protestan. Urutannya sebagai berikut:

  1. Menyanyi
  2. Berdoa
  3. Khotbah
  4. Nasihat kepada jemaat.
  5. Perjamuan Kudus.
  6. Menyanyi
  7. Doa setelah perjamuan
  8. Doa Berkat.

John Calvin, John Knox dan Martin Bucer menambahkan sesuatu pada susunan ibadah tersebut. Orang-orang ini menyusun urutan ibadah antara tahun 1537 dan 1562. susunan ibadah mereka mirip dengan kepunyaan Luther hanya menambahkan pengumpulan uang setelah khotbah. Calvin tidak mengijinkan adanya alat-alat musik dalam gereja Reformasi. Bagian yang paling merusak dari liturgi Calvin adalah dia memimpin hampir seluruh pelayanan dari mimbarnya. Sumbangan dari Calvin yang lain adalah masuk ke dalam gedung kebaktian dengan sikap hormat. Bucer menambahkannya dengan cara membaca Dasa Titah di permulaan setiap ibadah. Ketika Calvinisme sampai di Eropa, Liturgi Calvin di Geneva diadopsi oleh gereja-gereja Protestan:

  1. Doa
  2. Pengakuan Iman
  3. Menyanyi (Mazmur)
  4. Doa untuk pencerahan Roh dalam khotbah
  5. Khotbah
  6. Pengumpulan dana
  7. Doa umum
  8. Perjamuan (pada saat-saat tertentu) ketika Mazmur dinyanyikan
  9. Doa Berkat

Kaum Puritan yaitu Calvinis dari Inggris. Kaum Puritan berusaha untuk merestorasi pertemuan Gereja PB. Namun beberapa usaha mereka membuat kesalahan yang besar. Kontribusi positif dari kaum Puritan adalah para pendeta menulis khotbah mereka sendiri. Kontribusi negatifnya adalah adanya “doa pastoral” yang terlalu panjang sebelum khotbah. Susunan ibadah kaum Puritan:

  1. Panggilan untuk beribadah.
  2. Doa pembuka
  3. Membaca Kitab Suci
  4. Menyanyikan Mazmur
  5. Doa sebelum khotbah
  6. Khotbah
  7. Doa sesudah khotbah

Beberapa dari golongan Puritan yang menyebut dirinya Free Church menciptakan yang disebut “hymn sandwich”

  1. Tiga nyanyian
  2. Pembacaan Kitab Suci
  3. Musik Paduan suara
  4. Doa selaras
  5. Doa pastoral
  6. Khotbah
  7. Persembahan
  8. Doa Berkat

No Little People

Kisah ini saya alami ketika saya baru saja pulang dari sebuah pertemuan komunitas di sebuah kota. Waktu itu, saya bersama dengan seorang teman saya. Pertemuan komunitas kami berakhir sekitar jam 7 malam. Dan kami berencana tidak langsung pulang ke rumah, namun kami hendak mampir ke toko buku, untuk mencari buku yang kami hendak baca. Setelah kami selesai menyelesaikan “shopping”, kami mencari warung untuk makan (maklum dari sore, perut kami beum diisi). Setelah kami selesai menyelesaikan urusan “kampung tengah”, kamipun berencana untuk pulang ke rumah. Karena waktu itu, waktunya sudah cukup malam yaitu kira-kira pukul 10 malam. Nah, dari sinilah pengalaman ini dimulai….

Waktu kami akan pulang, ternyata ban sepeda motor bagian belakang kami bocor. Terpaksa kami berjalan kaki menuju rumah kami (jaraknya lumayan jauh). Sambil berjalan, kami melihat-lihat kalo ada tempat tambal ban yang masih buka. Tapi karena hari sudah larut malam, kelihatannya harapan kami sia-sia. Dan nampaknya kami memang harus berjalan kaki sampai rumah (hitung-hitung olahraga di malam hari).

Namun ketika harapan kami sudah mulai hilang, di dekat sebuah persimpangan jalan kami melihat ada sebuah tempat penambalan ban yang masih buka. Wah, puji Tuhan… Kami senang sekali. Rupanya sebelum kami, ada orang lain yang juga menambal ban sepeda motornya. Dan setelah kira-kira setengah jam, ban sepeda motor kami sudah ditambal, dan kamipun bisa pulang dengan menggunakan sepeda motor (syukur deh, tidak jadi jalan kaki).

Dalam perjalanan pulang itu, saya merenungkan kejadian yang baru saja alami. Apa jadinya kalau misalnya kami tidak menjumpai tempat penambalan ban? Atau kalo misalnya kita menjumpai tempat penambalan ban tapi orangnya tidak mau melayani (karena sudah larut malam, dan orangnya sudah asyik tidur nyenyak)? Wah,kami benar-benar akan “mandi keringat” sampai di rumah.

Dari pengalaman ini, saya belajar untuk menghargai “hal-hal kecil”. Tempat penambalan ban bukan tempat yang dianggap penting oleh banyak orang, demikian juga profesi sebagai penambal ban. Tempat-tempat itu dan orang-orang semacam mereka tidak pernah mendapat sanjungan, pujian ataupun medali kehormatan. Tempat dan orang semacam itu seringkali kita lalui tiap hari, tanpa mendapatkan perhatian dari kita. Namun di saat membutuhkan, barulah kita mengerti bagaimana pentingnya mereka bagi kita.

Pengalaman ini mengingatkan saya akan perkataan dalam Alkitab:

” Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan. Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus. Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus, supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan. Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita. Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.”
(1Korintus 12:22-27)

Marilah kita belajar untuk tidak mengabaikan hal-hal yang kecil ataupun orang-orang yang kelihatan kecil. Selalu mengucap syukur dan menghargai apapun atau siapapun dalam kehidupan kita, walaupun itu kelihatan sepele. Karena dalam Kristus, there is no little thing, there is no little people. Semua orang dan semua hal adalah berharga di mata Tuhan.

HEART OF WORSHIP

A. Kegagalan Gereja Modern
Kegagalan gereja modern dalam mengajarkan arti ibadah/penyembahan yang alkitabiah menyebabkan setidaknya 10 gejala kehidupan orang Kristen yang mengkhawatirkan:
1. Sedikit dari kita yang mengaplikasikan atau mengetahui bagaimana mengaplikasikan iman kita kepada pekerjaan kita.
2. Kita hanya membuat hubungan yang minimal antara iman kita dengan aktivitas kita sehari-hari.
3. Kita memiliki sedikit pendekatan Kristiani terhadap aktivitas kita sehari-hari.
4. Sikap kita sebagian dibentuk oleh nilai-nilai masyarakat sekitar kita yang dominan.
5. Banyak dari masalah rohani kita diakibatkan tekanan kehidupan yang kita alami sehari-hari (kurangnya waktu, tekanan keluarga, kelelahan).
6. Masalah kita sehari-hari hanya mendapatkan perhatian yang kecil di gereja.
7. Para theolog profesional hanya kadang-kadang membahas aktivitas sehari-hari.
8. Kalaupun dibahas, isue-isue sehari-hari itu hanya dibahas secara teori.
9. Hanya sebagian kecil orang Kristen yang membaca buku-buku rohani atau mengikuti kursus theologia.
10. Kebanyakan pengunjung gereja menolak bahwa terdapat kesenjangan antara iman mereka dan cara hidup mereka.

B. Arti Penyembahan menurut gereja modern
Beribadah/Menyembah adalah mengikuti kebaktian di gereja (khususnya hari Minggu).
Beribadah/Menyembah adalah menyanyikan lagu-lagu berirama pelan.
Beribadah/Menyembah adalah melakukan aktivitas “rohani” seperti: membaca alkitab, berdoa, dll.

C. Arti Penyembahan yang Alkitabiah
Semua kata “penyembahan” baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru mencerminkan dua ide mendasar.
1. shāhāh dan proskuneō (Kel 4:31; Yoh 4:24)
Arti secara mendasar adalah berlutut , tersungkur dan mencium kaki seseorang. Dengan demikian kata ini mencerminkan kerendahan hati, hormat, menhgargai, takut, memuja dan menggagumi. Penekanannya terletak pada kasih dalam batin dan pengabdian.
2. ābhadh dan latreuō (Kej 2:5; Roma 12:1)
Secara mendasar berarti “pelayanan” atau “bekerja”. Kata ini megacu kepada pekerjaan budak. Kontras dengan no.1 kata ini adalah kata tindakan.

D. Ekspresi Ibadah dalam PB.
1. Hidup sesuai dengan kehendak Allah, hidup berbeda dan berpikir beda dengan kelakuan dan cara hidup dunia. (Roma 12:1-2, 1 Kor 10:31)
2. Bekerja (Kolose 3:23)
3. Mengunjungi janda & anak yatim (Yak 1:27, digunakan kata thrēskeıìa )
4. Berbuat baik dan memberi bantuan (Ibr 13:16)
5. Ucapan yang memuliakan namaNya (Ibr 13:15)
6. Memberitakan Injil & Memuridkan orang (Roma 14:16, Kolose 1:28 )
7. Berdoa dan berpuasa (Kis 13:2)

E. Membangun Messianic Spirituality
Kata “Messianic” yang dipakai adalah sama dengan kata “Kristosentris” yang telah kita kenal. Spiritualitas Messianic adalah spiritualitas yang berakar terutama dalam hidup dan pengajaran Yesus itu sendiri.
Kita, kaum Injili, sudah terlalu lama membaca Yesus melalui apa yang kita sebut sebagai theologia Pauline (Paulus) yang bersifat spekulatif dan theoretis; contoh: sifat ilahi dan manusia dalam diri Kristus. Bahkan kita meragukan apakah Paulus sendiri membaca Yesus dengan cara tersebut. Seharusnya kita membaca seluruh kitab suci (termasuk Paulus) dari perspektif Injil. Kebanyakan kekristenan kita di Indonesia kita terima dari kekristenan Barat yang didominasi oleh konteks Hellenistik-Roman. Kita harus mengembalikan kekristenan pada akarnya yaitu Hebraistik (budaya Ibrani). Budaya Ibrani bersifat praktis (dibandingkan dengan teoritis), holistik (dibandingkan dualistik), berfokus pada tindakan dan hubungan (dibandingkan dengan intelektual dan individual).

Kepemimpinan Gereja

A. Filosofi Kepemimpinan Dunia
Ketika berbicara tentang kepemimpinan dalam dunia, yang amat disayangkan hari-hari ini juga terjadi dalam gereja, maka kita akan mendapatkan nilai-nilai kepemimpinan sebagai berikut:
1. Kepemimpinan adalah Kekuasaan/ Memerintah.
2. Kepemimpinan adalah Otoritas dalam Struktur/ Kedudukan.
3. Kepemimpinan adalah Pengendalian.

B. Filosofi Kepemimpinan Alkitab
Dalam Alkitab, kita melihat setiap disebutkan tentang kepemimpinan, maka akan dihubungkan dengan hal sebagai berikut:
1. Kepemimpinan adalah Kehambaan/ Melayani. (Markus 10:43-44).
2. Kepemimpinan adalah Pembapakan (1 Tesalonika 2:11).
B – Bertumbuh
A – Arah
P – Pondasi
A – Anugerah
K – Karakter

3. Kepemimpinan adalah Keteladanan (1 Kor 4:6; 2 Tim 3:10).

C. Syarat Kepemimpinan Alkitabiah
Alkitab memuat beberapa kriteria untuk pemimpin dalam jemaat:
1. Keintiman yang bertumbuh/ hubungan dengan Tuhan (Yoh 15:1-6).
2. Karakter Ilahi (1 Tim 3:2-3).
3. Autentisitas (bertindak seperti yang dikatakan dengan tepat dan sungguh-sungguh).
4. Integritas (terpadunya gaya hidup dan keyakinan) (Amsal 10:9; 11:3).
5. Kerendahan Hati.
6. Mahir membangun hubungan (Mat 23:8; Yoh 15:15).

D. Issue tentang Otoritas dan Ketaatan
Otoritas nampaknya menjadi topik yang hangat pada hari-hari belakangan ini. Apalagi ketika kita berbicara tentang kepemimpinan, nampaknya topik tentang otoritas dan ketaatan tidak dapat dilewatkan. Untuk memahami hal ini, pertama kita harus mengerti bahwa ada dua kata yang mempunyai aspek yang berbeda dengan apa yang kita sebut dengan “otoritas”:

1. Dunamis, yang biasanya diterjemahkan dengan “kuasa”. Yang memiliki Kuasa adalah: Allah, Yesus, Roh Kudus, malaikat-malaikat, setan-setan, penguasa-penguasa di udara. Manusia tidak memiliki kuasa dari dirinya sendiri, mereka hanya diberikan kuasa oleh yang memiliki kuasa di atas.
2. Exousia, kata ini biasa diterjemahkan sebagai “kuasa” atau “otoritas”. Daftar dalam PB yang memiliki exousia sama dengan yang memiliki dunamis. Akan tetapi daftar diperluas sampai kepada manusia. Raja memiliki otoritas untuk memerintah (Roma 13:1-2), murid-murid Yesus memiliki otoritas atas sakit penyakit dan roh-roh jahat (Mat 10:1). Orang Kristen memiliki otoritas atas bebrbagai hal dalam kehidupan mereka: benda-benda milik (Kis 5:4), makan, minum, menikah (1 Kor 11:10). Walaupun demikian PB tidak pernah mengatakan bahwa orang Kristen memiliki otoritas atas sesama orang Kristen. Kecuali dalam 2 Korintus 10:8 dan 13:10 di mana Paulus berkata bahwa ia mempunyai otoritas untuk membangun bukan untuk meruntuhkan. Dalam hal ini ada tiga penjelasan:
a. Di sini Paulus tidak mengatakan bahwa ia mempunyai otoritas “atas” seseorang tetapi ia mempunyai otoritas “untuk” suatu tujuan.
b. Dalam bagian ini, Paulus berbicara sebagai seorang “yang bodoh”.
c. Konteks surat ini ditandai dengan nada bujukan (persuasi). Jika ia mempunyai otoritas atas jemaat, mengapa ia kuatir dan membujuk? Bukankah cukup dengan memerintah mereka?

Kalau demikian, kepada siapa kita harus taat? Jika kita melihat penggunaan kata “taat” (hupakouo) dalam PB, maka kita akan melihat bahwa kita diharuskan taat kepada Allah (Roma 10:16), doktrin rasul-rasul (Fil 2:12, 2 Tes 3:14), anak-anak kepada orang tua (Efesus 6:1), hamba kepada majikan (Ef 6:5). Tidak pernah dikatakan bahwa orang Kristen harus taat kepada penatua gereja.
Lalu bagaimana dengan Ibrani 13:17? Jika kita perhatikan kata “taat” di sini. Kata “taat” ini menggunakan kata peitho yang berarti “meyakinkan”. Dalam bentuk yang digunakan di sini maka kata ini berarti “biarkan dirimu diyakinkan oleh” atau “mempunyai keyakinan dalam”. Maka, orang percaya membiarkan dirinya diyakinkan oleh para pemimpinnya, bukan mentaati mereka dengan membabi buta, namun dengan masuk dalam diskusi dengan mereka dan membuka hati kepada apa yang mereka katakan.
Kata lain yang digunakan adalah “tunduk”. Kata yang digunakan di sini tidak menggunakan kata yang biasa dipakai dalam Alkitab untuk “tunduk” yaitu hupotasomai, melainkan menggunakan kata hupeitko dan hanya muncul sekali di sini. Kata ini tidak berkonotasi struktural, namun dengan peperangan setelah seseorang menyerah. Gambaran di sini adalah suatu diskusi yang serius dan pertukaran setelah salah seorang menyerah.

E. Meruntuhkan tembok awam-imam
Satu hal lagi yang perlu dibahas dalam hal kepemimpinan gereja adalah bahwa di dalam gereja tidak ada golongan “khusus” yang berfungsi sebagai ‘imam” (pengantara). Dalam PB, kita semua orang percaya dijadikan “imam-imam” (1 Pet 2:9, Why 1:6). Sistem kependetaan yang kita miliki hari ini merupakan warisan dari PL yang diteruskan lewat “kecelakaan gereja” dalam sejarah. Bibit dari sistem “kependetaan” ini sudah dapat kita lihat dalam akhir abad pertama, yaitu dalam diri Diotrefes (3 Yoh 9-10) dan doktrin Nikolaus yang dibenci Tuhan Yesus (Why 2:6).
Setelah kematian Yohanes sebagai rasul terakhir, gereja menghadapi dua tantangan yang serius: penganiayaan dari luar dan perpecahan karena perbedaan pendapat dan ajaran sesat dari dalam. Untuk mengatasi hal tersebut, maka para pemimpin gereja generasi kedua membuat solusi dengan cara menciptakan organisasi yang lebih terperinci. Ada 3 hal yang mereka lakukan:
1. Para pemimpin membuat suatu garis penerus kekuasaan rohani yang ditarik dari rasul mereka sendiri.
2. Peraturan dasar perintah perlu ditulis untuk disebarluaskan secara umum kepada persekutuan-persekutuan yang ada. Jadi, The Didache dibukukan. Pada dasarnya ini adalah pedoman disiplin yang memberikan petunjuk untuk kehidupan dan kebaktian.
3. Model kepemimpinan dasar diubah. Ignatius of Antioch (35 – 107) mengutarakan doktrin kepemimpinan yang berbeda dari doktrin kepemimpinan Yesus dan rasul-rasul.

Pada tahun 107 M, dalam perjalanan menjadi martir di Roma, dia menulis serangkaian surat. Enam dari tujuh suratnya menekankan hal yang sama. Mereka penuh dengan peninggian akan otoritas dan pentingnya jabatan bishop. Menurut Ignatius, bishop memiliki kuasa tertinggi dan harus ditaati secara mutlak. Dia mengatakan “all of you follow the bishop as Jesus Christ follows the Father…No one is to do any church business without the bishop…Whereever the bishop appears, there let the people be…You yourselves must never act indepedently of your bishop and clergy. You should look on your bishop as a type of the Father…Whatever he approves, that is pleasing to God…”.
Bagi Ignatius, bishop berdiri di tempat Allah sedangkan penatua (presbyter) berdiri di tempat 12 rasul. Hanya bishop yang dapat melakukan perjamuan kudus, menjalankan baptisan, menasehati, mendisiplinkan anggota gereja, mengesahkan pernikahan dan berkhotbah (nampaknya hal ini tidak asing bagi kita). Inilah awal dari “monoepiscopate” dan inilah yang diteruskan menjadi “solo-pastor” dalam gereja-gereja modern.
Pada pertengahan abad ketiga, otoritas Bishop mengeras menjadi jabatan yang pasti. Cyprian of Carthage (200-258), bishop mulai dipanggil dengan sebutan “imam”. Pada abad ketiga para bishop dan presbyter disebut “clergy”. Cyprian mengatakan bahwa di atas bishop tidak ada otoritas lagi kecuali Allah. Siapa yang memisahkan diri dari bishop memisahkan diri dari Allah. Ini adalah awal doktrin “covering/penudungan” yang tidak alkitabiah.
Pada abad keempat, hierarki bertingkat telah mendominasi kekristenan. Paling atas adalah bishop, di bawahnya adalah para prebyster, di bawah mereka adalah diaken, dan di bawah mereka adalah kaum miskin, kaum “awam” yang menyedihkan. Kepemimpinan Hieraki dijumpai di kebudayaan Mesir, Babel, Persia dan Yunani-Romawi. Pada abad keempat, Konstantine mengorganisasi gereja memurut pola distrik Roma. Paus Gregory kemudian membentuk pelayanan gerejawi menurut hukum Roma.
Walaupun para Reformator mempertanyakan banyak aspek dari keimamatan Katolik, namun mereka tetap membawa pemisahan imam-awam dari Katolik dan juga membawa ide “pelantikan/penahbisan”. Hanya sebutannya saja diganti. John Calvin mengubah sebutan “imam” menjadi “gembala/pastor”. Zwingli dan Bucer juga menghargai kata “gembala”. Luther menukar kata “imam” menjadi “pengkhotbah”, “pelayan” dan “gembala”. Para reformator meninggikan para gembala untuk berfungsi sebagai kepala gereja. Menurut Calvin “the pastoral office is necessary to preserve the church on earth in a greater way than the sun, food, and drink are necessary to nourish and sustain the present life”. Menurut Calvin, berkhotbah, membaptis dan melakukan perjamuan Kudus hanya dilakukan oleh para gembala bukan jemaat. Bagi semua reformator, fungsi utama dari seorang pelayan adalah berkhotbah. Luther mengatakan “it is a wonderful thing that the mouth of every pastor is the mouth of Christ, therefore you ought to listen to the pastor not as a man, but as God”. Calvin menambahkan elemen ketiga bagi tugas seorang gembala selain berkhotbah dan melayankan sakramen, dia juga adalah seorang “penyembuh jiwa”. Ini adalah awal dari “pastoral counseling” atau “pastoral care”.

F. Theologi APEPT

Apostolic function: Menghubungkan secara translokal, memulai pekerjaan misi yang baru, dan mengawasi perkembangan mereka
Prophetic function: Membedakan realitas spiritual pada situasi yang ada dan mengkomunikasikan mereka dalam cara dan waktu yang tepat untuk kelanjutan misi umat Allah
Evangelistic function: Mengkomunikasikan injil dengan cara yang tepat sehingga orang berespon dalam iman dan pemuridan
Pastoral function:Menggembalakan umat Allah dengan memimpin, memberi makan, mejaga dan merawat mereka
Teaching function:Mengkomunikasikan hikmat Allah yang dinyatakan agar umat Allah belajar bagaimana mentaati segala perintah Kristus kepada mereka.

Menyongsong Perubahan

Tak terasa tahun 2008 akan segera berakhir dan kita akan memasuki tahun 2009. Banyak orang merayakan tutup tahun dan awal tahun dengan cara yang bermacam-macam. Ada yang merayakannya dengan pesta, berkumpul dengan teman atau saudara ataupun pergi ke tempat-tempat tertentu.

Sebagai orang percaya, ada hal penting yang harus kita lakukan. Kita harus memahami apa yang Tuhan akan lakukan di tahun depan. Karena Tuhanlah yang menentukan saat dan waktu. Dengan seiring dengan berubahnya waktu, maka Tuhan akan menyatakan rencanaNya.  (Daniel 2:21).” Dia mengubah saat dan waktu, Dia memecat raja dan mengangkat raja, Dia memberi hikmat kepada orang bijaksana dan pengetahuan kepada orang yang berpengertian;

Maka sebagai umat Allah kita harus memahami akan apa yang Tuhan akan lakukan dengan perubahan saat dan waktu tersebut. Dalam bangsa Israel, terdapat satu suku yang memiliki kemampuan tersebut, yaitu bani Isakhar (1 Taw 12:32) ” . Dari bani Isakhar orang-orang yang mempunyai pengertian tentang saat-saat yang baik, sehingga mereka mengetahui apa yang harus diperbuat orang Israel:”

Seiring dengan hal ini Tuhan Yesus memperingatkan kita agar kita memahami tanda-tanda zaman. jangan sampai kita tidak memahami apa yang sedang Tuhan kerjakan dan kita tidak mengetahui saat Tuhan akan melawat kita. ” dan pada pagi hari, karena langit merah dan redup, kamu berkata: Hari buruk. Rupa langit kamu tahu membedakannya tetapi tanda-tanda zaman tidak.” (Mat 16:3).

Apakah yang akan Tuhan lakukan dalam tahun 2009? Secara pribadi, saya percaya bahwa tahun 2009 adalah sebuah tahun perubahan. Pesan Tuhan untuk tahun 2009 bagi kita adalah “Bersiaplah karena angin perubahan akan berhembus.” Seiring dengan perubahan tersebut juga akan terjadi banyak kekacauan, masalah dan tantangan. Tapi kita diharapkan jangan kuatir dan takut, namun tetap memiliki pengharapan dalam iman kepada Tuhan yang memegang kendali atas jalannya sejarah.

Persiapan yang harus kita lakukan:

1. Perkuat akar-akar rohani saudara. Termasuk di dalamnya adalah pemahaman dan pengenalan akan Allah melalui FirmanNya. Kenalilah jalan-jalan Tuhan.

2. Masuk dalam keintiman yang lebih lagi dengan Tuhan. Luangkan waktu untuk berhubungan dengan Tuhan lewat doa, pujian dan meditasi. Karena Tuhan akan menyingkapkan hatinya kepada mereka yang bergaul karib dengannya (Mazmur 25:14) “TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.”

3. Janganlah kuatir dengan apa yang terjadi. Belajarlah melihat dengan mata iman. Sebuah perubahan kadang-kadang adalah sebuah proses yang tidak mengenakkan. Tapi semuanya itu akan mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Tuhan dan akan menggenapkan rencana Allah dalam kehidupan kita.

Akhir kata, saya secara pribadi mengucapkan SELAMAT HARI NATAL 2008 dan SELAMAT TAHUN BARU 2009. Selamat berkarya dalam kegerakan Tuhan.

Salam kegerakan!!!

Navigasi Pos